SMA ISLAM ASY-SYUKRIYYAH

SMA ASY-SYUKRIYYAH KOTA TANGERANG

Jumat, 19 November 2010

SISWA KREATIF

Pengembangan Aktivitas, Kreativitas dan Motivasi Siswa

Dengan mengutip pemikiran Gibbs, E. Mulyasa (2003) mengemukakan hal-hal yang perlu dilakukan agar siswa lebih aktif dan kreatif dalam belajarnya, adalah:

  1. Dikembangkannya rasa percaya diri para siswa dan mengurangi rasa takut;
  2. Memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk berkomunikasi ilmiah secara bebas terarah;
  3. Melibatkan siswa dalam menentukan tujuan belajar dan evaluasinya;
  4. Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter;
  5. Melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran secara keseluruhan.
Sementara itu, Widada (1994) mengemukakan bahwa untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa, guru dapat menggunakan pendekatan sebagai berikut :
  1. Self esteem approach; guru memperhatikan pengembangan self esteem (kesadaran akan harga diri) siswa.
  2. Creative approach; guru mengembangkan problem solving, brain storming, inquiry, dan role playing.
  3. Value clarification and moral development approach; guru mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan holistik dan humanistik untuk mengembangkan segenap potensi siswa menuju tercapainya self actualization, dalam situasi ini pengembangan intelektual siswa akan mengiringi pengembangan seluruh aspek kepribadian siswa, termasuk dalam hal etik dan moral.
  4. Multiple talent approach; guru mengupayakan pengembangan seluruh potensi siswa untuk membangun self concept yang menunjang kesehatan mental.
  5. Inquiry approach; guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan proses mental dalam menemukan konsep atau prinsip ilmiah serta meningkatkan potensi intelektualnya.
  6. Pictorial riddle approach; guru mengembangkan metode untuk mengembangkan motivasi dan minat siswa dalam diskusi kelompok kecil guna membantu meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif.
  7. Synetics approach; guru lebih memusatkan perhatian pada kompetensi siswa untuk mengembangkan berbagai bentuk metaphor untuk membuka inteligensinya dan mengembangkan kreativitasnya. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan kegiatan yang tidak rasional, kemudian berkembang menuju penemuan dan pemecahan masalah secara rasional.
Sedangkan untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, menurut E. Mulyasa (2003) perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
  1. Bahwa siswa akan belajar lebih giat apabila topik yang dipelajarinya menarik dan berguna bagi dirinya;
  2. Tujuan pembelajaran harus disusun dengan jelas dan diinformasikan kepada siswa sehingga mereka mengetahui tujuan belajar yang hendak dicapai. Siswa juga dilibatkan dalam penyusunan tersebut;
  3. Siswa harus selalu diberitahu tentang hasil belajarnya;
  4. Pemberian pujian dan hadiah lebih baik daripada hukuman, namun sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan;
  5. Manfaatkan sikap-sikap, cita-cita dan rasa ingin tahu siswa;
  6. Usahakan untuk memperhatikan perbedaan individual siswa, seperti : perbedaan kemampuan, latar belakang dan sikap terhadap sekolah atau subyek tertentu;
  7. Usahakan untuk memenuhi kebutuhan siswa dengan jalan memperhatikan kondisi fisiknya, rasa aman, menunjukkan bahwa guru peduli terhadap mereka, mengatur pengalaman belajar sedemikian rupa sehingga siswa memperoleh kepuasan dan penghargaan, serta mengarahkan pengalaman belajar kearah keberhasilan, sehingga mencapai prestasi dan mempunyai kepercayaan diri.

GURU SUPER

GURU SUPER MEMBENTUK SISWA BERKARAKTER




GURU yang mampu melahirkan anak didik berkarakter. Tentu, bukan guru yang biasa-biasa saja, tetapi seorang guru yang luar biasa atau guru super. Berdasarkan Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 disebutkan seorang guru memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi profesional, peda-gogis, personal, dan sosial.
Dari keempat kompetensi, aspek yang paling mendasar untuk menjadi seorang guru yang super adalah aspek kepribadian (personalitas) karena aspek pribadi inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya komitmen diri, dedikasi, kepedulian, dan kemauan kuat untuk terus berkiprah di dunia pendidikan.
Rani Pardini (2009) menyebutkan, tiga model guru berdasarkan tingkatan kualitasnya, okupasional, profesional, dan vokasional. Okupasional adalah sosok guru yang menjalani profesi guru sekadarnya, tanpa kepedulian lebih memperhatikan anak-anak asuhnya.
Guru profesional adalah guru yang memiliki tanggungjawab lebih memenuhi kualifikasi undang-undang dan syarat kompetensi guru sesuai dengan regulasi yang berlaku. Sementara itu, guru vokasional adalah guru yang menjalani profesinya sebagai sebuah panggilan (calling) sehingga menjalani tugasnya dengan penuh antusiasme, passion, komitmen, dan terus mengembangkan diri serta profesinya. Meminjam istilah Reza M. Syarif, tentang eksistensi manusia dilihat dari keberadaan dan prestasinya (performa), seorang guru terbagi dalam lima model;

1.      Guru yang apa adanya.
Guru model ini mengajar sekadar menggugurkan kewajiban, tidak peduli dengan keadaan anak di luar kelas atau masalah-masalah di rumahnya.
2.      Guru yang tidak ada apa-apanya.
Guru seperti ini sama sekali tidak memiliki gairah untuk menjadikan siswa pintar apalagi berkarakter.
3.      Sosok guru yang ada-ada saja.
Guru model ini lebih banyak kesan negatifnya daripada positifnya, tidak banyak berharap dari guru model ini beruntung tidak banyak guru seperti ini, hanya kasuistis, tetapi sangat perlu diwaspadai karena bisa mencoreng dan menghancurkan dunia pendidikan.
4.      Guru yang ada lebihnya.
Model guru seperti ini, sosok guru yang sadar akan tugas pokok dan fungsinya (tupoksi) sebagai guru. Guru yang ada lebihnya adalah guru yang tertarik untuk terus peduli pada perkembangan anak didiknya.
5.      Model guru yang adanya tidak sekadar ada,
Sosok guru inilah sosok yang super. Guru super ini, guru yang sangat sadar pada eksistensinya, potensinya, profesinya, situasi dan kondisinya, visi dan misinya, obsesinya, serta efektivitas aksinya.
Untuk menjadi guru super harus dibangun minimal 7 aspek, yang disebut model 7M, meliputi :
1.      Mind set atau pola pikir yang benar.
2.      Mental positif, proaktif, progresif, dan presta-tif.
3.      Motivasi yang super untuk membangun karakter anak dan dunia pendidikan.
4.      Mengelola diri dan sumber daya lainnya sehingga mampu melahirkan kreativitas dan    inovasi pendidikan.
5.      Memiliki etika dan moral yang menjadi teladan.
6.      Menguasai berbagai metode pembelajaran yang variatif.
7.      Mampu bertindak efektif pada tahap persiapan, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar.
Seorang guru super yang berdampak pada upaya membangun karakter siswa paling tidak harus memiliki sepuluh karakter (10): Sayang, Sabar, Santun, Siap, Senyum, Sungguh -Sungguh, Senang, Strategi, dan Sukses. Semoga guru-guru sebagai pahlawan yang banyak jasa dan pahalanya, menjadi guru super yang mampu segera memulihkan kondisi pendidikan dan bangsa yang multikrisis ini.
Sehingga hal itu dapat melahirkan peserta didik yang mampu bangkit dan siap bersaing dengan bangsa-bangsa lainnya di dunia .

Kamis, 18 November 2010

MABIS

ACARA PEMBUKAAN MABIS SISWA BARU
SMA ISLAM ASY-SYUKRIYYAH

KEGIATAN SISWA




SOSIALISASI PERPAJAKAN DAN LOMBA

Hari / tanggal             : Senin / 22 Nopember 2010
Waktu                       : Pukul 08.00 - 12.00 WIB
Tempat                      : Gedung Happy Wedding Hall
                                    Jl. MT.Haryono, Kel. Sukarasa Kota Tangerang
Penyelenggara           : DIRJEN PAJAK RI Kanwil Banten
Peserta                      : 20  Siswa / Siswi  SMA Islam Asy-Syukriyyah Kota tangerang

VOCAL
  1. Septia Leanggri
  2. Siti Rahmah Tusyifa
  3. Risky Nadya Depini
  4. Aida Fadillah. T
  5. M. Hamaz. A
  6. M. Syahrul

PENGIRING
  1. Roby. H
  2. Febryan.R
  3. Pasha. A.F

PESERTA
  1. Mar'atun Soleha
  2. Fitri
  3. Dhefi
  4. Atikah
  5. Iis
  6. Tuti
  7. Fajar
  8. Ramzy
  9. Anggi
  10. Intha
  11. Lili
     

KURIKULUM

Dalam mewujudkan SMA Islam Asy-Syukriyyah yang berbasis keunggulan, maka perlu adanya subtansi kurikulum yang relevan dengan kebutuhan masyarakat yang akan datang, sehingga dalam menyikapi kenyataan tersebut maka kurikulum yang dikembangkan di SMA Islam Asy-syukriyyah adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP) yang dipadukan dengan muatan kurikulum berbasis keagamaan dan program Life Skill.

VISI & MISI

VISI
Mewujudkan pelayanan yang maksimal guna menghasilkan yang unggul dalam teknologi dan informasi dalam bingkai keislaman.

MISI
Meningkatkan dedikasi & kinerja guru serta staf TU dalam melakukan pelayan pendidikan.
Mewujudkan proses belajar mengajar secara maksimal.
Memberikan motivasi bagi peserta didik dalam mengikuti semua hal positif.

Senin, 15 November 2010

PROFIL

SMA Asy-Syukriyyah adalah sebuah lembaga Pendidikan Tingkat SLTA yang bernuansa Islamai, yang didirikan sejak tahun 1991 dan berada di bawah naungan Yayasan Islam asy-Syukriyyah Kota Tangerang.  Dalam pengabdiannya yang cukup lama SMA Asy-Syukriyyah telah banyak meluluskan siswa/siswi yang dapat diterima diberbagai Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta yang terkemuka.

Sebagai sebuah lembaga Pendidikan, SMA Asy-Syukriyyah telah memperoleh pengangkuan yang menggembirakan dari Pemerintah melalu Kementrian Pendidikan Nasional dengan status Terakreditasi.